_____________________________________________

__________________________________________________________________________________________

Senin, 07 Desember 2009

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN INTERNET PPMK 2009

Tema: "Mengoptimalkan Peran Dewan Kelurahan Kebayoran Lama Utara dalam Merespon Kebutuhan Masyarakat untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia di Tingkat Kelurahan"

Dewan Kelurahan Kebayoran Lama Utara Kota Administrasi Jakarta selatan menyelenggarakan Pelatihan Internet dengan bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat Madani. Diharapkan para peserta setelah mengikuti pelatihan ini mampu

membuka usaha warnet, minimal mengetahui perangkat utama dalam membangun usaha warnet, serta mengetahui penyetingan dan instalasi, serta masalah umum dalam bisnis warnet.

Hari pertama setelah Opening Ceremonial yang dihadiri oleh Lurah Kebayoran Lama Utara, Bapak Agus Suryadi, S.Sos, dan Dewan Kelurahan RW.07 Kebayoran Lama Utara para peserta diberikan materi mengenai:
1) Perangkat utama warnet
2) Setting IP
3) Prediksi modal awal pendirian warnet

Pada hari kedua, peserta dibimbing untuk menginstall Windows XP
Pada hari ketiga, Membuat email
Pada hari keempat, Membuat Blog pada Blogspot.com
Hari terakhir, para peserta melaksanakan ujian.

Bagi peserta yang lulus segera mendapatkan Sertifikat dari LPPM Madani

KESAN-KESAN
Saya sebagai salah satu peserta Pelatihan Kewirausahaan Internet sangat senang mendapatkan pelatihan gratis, yang mungkin dari sebagian orang sangat mengharapkan pelatihan semacam ini, tetapi belum tercapai. Sangat membantu saya pribadi, karena dengan pengetahuan ini suatu saat saya mendapatkan modal tersebut, entah dari hasil kerja sendiri ataupun dari pinjaman, saya telah siap untuk menjalankan usaha tersebut. Mendapatkan kenalan baru, teman2 dari berbagai RW di Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Thanx 4 internet entrepreneurship training to Dewan Kelurahan Kebayoran Lama Utara dan Instruktur dari LPPM Madani (Bapak Pola).

KRITIK DAN SARAN

Baca Lengkap......

Kamis, 23 Juli 2009

KKS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta



LOKASI Kuliah Kerja Sosial (KKS) UIN SYAHID Jakarta
di Desa Batu Bantar, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang-Banten

Baca Lengkap......

Selasa, 24 Maret 2009

Renungan

Para Ahli Kubur dari Jombang
Oleh: Emha Ainun Nadjib

Tulisan ini saya bikin dengan asumsi dasar bahwa para pembaca percaya ada Allah dengan kekuasaan-Nya. Di salah satu tayangan televisi, muncul seorang kiai dengan nasihat sangat bijak, kurang-lebih begini: "Jangan minta kepada Ponari, Ponari itu makhluk. Jangan minta kepada batu, batu itu makhluk. Jangan berlaku syirik sehingga menjadi manusia musyrik. Mintalah Khaliq, Allah Swt...."

Sangat pendek tapi cespleng. Media massa sangat mengerti kecerdasan masyarakat, sehingga cukup pendek saja. Setiap yang mendengarkan fatwa itu meneruskan sendiri dalam hati dengan logikanya: "Jangan minta kesembuhan kepada dokter, dokter itu makhluk. Jangan minta kepada pil dan obat-obatan, pil dan obat-obatan itu makhluk. Jangan berlaku syirik, sehingga menjadi manusia musyrik."

Ya Allah ya Rabbi ya Karim, wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air. Kalau Nabi Musa pegang tongkat, bersama pasukannya dikejar tentara Firaun, mendapat perintah dari Allah, "Pukulkan tongkatmu ke air laut!" Lantas laut terbelah, pasukan memasuki belahannya, kemudian Firaun dan tentaranya mengejar ke belahan itu, namun tenggelam karena air menutup kembali, mohon dengan sangat jangan simpulkan bahwa yang dipegang Musa itu "tongkat sakti", sehingga Nabi Musa juga "Maha Dukun" yang sakti.

Mohon dengan sangat, jangan rumuskan bahwa tongkat Nabi Musa mampu membelah laut, mampu menerbitkan mata air dari batu kering, meskipun insya Allah bisa bikin pecah kepala kita. Apalagi lantas dengan metodologi ilmiah tertentu, para pakar meneliti tongkat itu mengandung zat dan energi apa sehingga air samudra terbelah olehnya. Kalau besok paginya Anda minta kepada Nabi Musa untuk membelah air laut lagi, percayalah air laut tak akan terbelah. Sebab, yang membuat laut terbelah bukanlah Musa atau tongkatnya, melainkan perintah atau perkenan Allah.

Lha Allah ini pemegang saham dan the only resources dari seluruh "alam semesta ini dengan segala ketentuan hukum dan perilakunya”. Hak absolut Allah untuk menyuruh orang membelah laut dengan tongkat atau dengan meludahinya. Kalau Musa pukulkan tongkat lagi ke laut tanpa perintah-Nya, dijamin tak terjadi apa-apa. Atau besoknya Tuhan suruh Musa "Berteriaklah keras-keras!", lantas tiba-tiba laut terbelah lagi ditambah gunung ambruk dan air sungai membalik arah arus airnya, itu sepenuhnya terserah-serah Tuhan.

Makhluk, juga dokter atau dukun, batasnya adalah mengobati atau menjadi sarana proses menuju kesembuhan. Tapi pengambil keputusan untuk sembuh atau hak dan kuasa untuk menyembuhkan ada pada Allah. Terserah Dia juga mau bikin sembuh orang sakit pakai cara bagaimana dan alat apa. Bisa tongkat, bisa batu, bisa air, bisa karena ditempeleng, bisa dengan apa pun saja semau-mau Tuhan. Yang diperintah oleh Tuhan untuk menjadi sarana penyembuhan terserah Dia juga. Mau kiai, pendeta, pastor, rabi, tukang sol sepatu, Ponijo, Rasul, Nabi, Markesot, atau siapa pun dan apa pun saja. Kalau Anda dan saya tidak setuju, Tuhan "tidak patheken" juga. Dia Maha Pemilik Saham segala sesuatu dalam kehidupan, Dia berhak ambil keputusan apa saja.

Kalau seorang suami pergi lama tugas ke kota yang jauh, sehingga bawa celana dalam istrinya, mohon jangan simpulkan bahwa dia penggemar celana dalam, kemudian Anda coba rebut celana dalam itu untuk Anda selidiki, bahwa dia mengandung zat-zat dan bebauan apa, sehingga seorang tokoh besar membawa-bawanya ke mana pun pergi. Kalau pas di kamar hotel sendirian suami itu mencium-ciumi celana dalam, mohon jangan dikonklusikan bahwa ternyata ia punya penyakit jiwa dan harus dibawa ke psikiater. Ya Allah ya Rabbi ya Karim, yang diciumi oleh suami itu bukan celana dalam, melainkan cintanya kepada sang istri dan komitmen kesetiaan di antara mereka.

Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, kalau saudara-saudaramu naik haji dan berebut mencium Hajar Aswad, itu bukan karena mereka stone-mania atau ngefans sama batu. Mereka sedang meneguhkan kesadaran bahwa mereka sangat butuh Allah dalam hidupnya, maka mereka mengukuhkan cinta kepada makhluk yang paling dicintai Allah, yakni Rasulullah Muhammad Saw. Dan karena dulu Muhammad juga mencium batu hitam itu, padahal jelas beliau tidak punya hobi makan batu, maka mereka menyatakan di hadapan Allah cinta mereka kepada Muhammad. Mudah-mudahan dengan itu mereka kecipratan cinta Allah kepada Muhammad, sehingga Allah memperlakukannya sebagai bagian dari yang paling Ia cintai.

Kabarnya Nabi Musa ketika memimpin pasukan kejaran Firaun itu mendadak sakit perut di tengah lari-lari. Musa mengeluh kepada Allah, dan Allah memerintahkan agar Musa naik bukit ambil daun dari sebatang pohon untuk menyembuhkan sakit perutnya. Musa naik dan, sebelum menyentuh daun, perutnya sudah sembuh. Tolong jangan ambil konklusi "Itu daun mujarab banget, belum disentuh, perut udah sembuh". Musa balik ke pasukannya, mendadak sakit perut lagi. Ia langsung naik ke bukit, tapi sesudah makan sekian lembar daun perutnya tak sembuh-sembuh juga. Musa protes kepada Allah. Dalam logika saya, Allah menjawab dengan penuh kegelian: "Hei, Sa. Emang siapa yang bilang bahwa daun bisa menyembuhkan perutmu? Meskipun daun itu mengandung unsur-unsur yang secara ilmiah memang rasional bisa menyembuhkan perutmu, Aku bisa bikin tetap tidak menyembuhkan. Tadi waktu sakit perut yang pertama kau mengeluh kepadaku, tapi pada yang kedua kau tak mengeluh dan langsung saja lari ke bukit ambil daun. Karena kamu salah cara berpikirmu. Salah pandangan ilmu dan cintamu kepada segala sesuatu. Kamu salah peradaban. Kamu pikir daun bisa menyembuhkan. Itu tergantung mau-Ku. Aku menyembuhkanmu bisa pakai daun, air putih, batu, lewat Gaza, Tursina, Jombang, atau mana pun semau-mau-Ku.... Berapa lama sebuah anugerah Kuberikan, itu rahasia-Ku, bisa sesaat, sebulan, setahun, terserah Aku."

"Datanglah ke dokter, minta obat, sebagaimana ratusan juta orang telah melakukannya. Datanglah ke kiai, bawa air putih. Atau datanglah ke mana pun kepada siapa pun. Asalkan kau tak posisikan mereka semua pada maqam-Ku. Engkau berlaku musyrik atau tidak, terletak tidak pada pil dan dokternya, tongkat dan Musa, air dan kiai, atau batu dan siapa pun yang kutitipi batu sejenak. Letak syirik ialah pada pola pandangmu, pada cara berpikirmu. Jangan percaya kepada Ponari, Dukun, Ponari atau Kiai, tapi hormatilah mereka, karena siapa tahu mereka adalah hamba-hamba-Ku yang Kutitipi sarana untuk kesembuhanmu. Minumlah pil dokter dan air batu Ponari dengan kesadaran memohon kepada-Ku...."

Tiba-tiba aku dibentak oleh sebuah suara: "Ngurusi Ponari aja nggak becus! Mau sok-sok berlagak mengurusi NKRI!" Terperangah aku. Terpaksa kupotong di sini tulisanku ini, sebab aslinya panjang sekali. Kucari siapa berani-berani membentakku. Tak ada siapa-siapa. Tapi malam di Kendari menjelang aku tidur kelelahan usai bersalaman dengan ribuan undangan pengantin anakku, bentakan itu datang lagi: "He! Perhatikan itu para ahli kubur dari Jombang!" Ahli kubur? Aku tak ngerti.

"Kemarin pandangan-pandangan dan anggapan-anggapan dalam hidupmu dikubur habis oleh mutilasi-mutilasi dari tangan seorang yang tersisih secara sosial, yang menderita secara kejiwaan, yang terasing secara politik dan sejarah. Sekarang kalian sedang dikubur oleh sebongkah batu yang nenek itu menyebutnya Watu Gludug, yang dititipkan beberapa waktu kepada anak SLB yang kesepian dan menderita tatkala dipindahkan ke SD. Pelajarilah hari-hari besok dengan meluangkan waktu memperhatikan siapa saja dari tempat itu yang tingkat ketersisihan dan keteraniayaannya lebih dahsyat...." Mendadak ada suara lain yang membungkam suara itu: "Husysy! Shut up!"

Sumber: Koran Tempo, 21 Februari 2009

Baca Lengkap......

Minggu, 25 Januari 2009

Setitik Cahaya Motivasi dan Solusi

Setitik Cahaya Motivasi dan Solusi
(Suatu Pengalaman Pribadi)
Oleh : Syahroni Romadhoni


Ini bukanlah suatu untuk membanggakan diri sendiri, akan tetapi sebagai suatu yang bisa menjadikan kita semua lebih baik, bahwa kita di dunia ini tidak sendiri, agar kita merasa bukan hanya diri kita sendiri yang merasakan kesulitan tapi masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita dan terus semangat menghadapi kehidupan ini. Semoga ini bisa membuat teman-teman menjadi lebih tergugah hatinya dan terus semangat meskipun badai dan rintangan menghadang, ketakutan serta kesakitan mendera.


Sebelum Perkuliahan

Pengumuman hasil seleksi pun belum ditetapkan, tapi suara intervensi untuk menunda kuliah dan tetap bekerja dari Orang Tua ku terus ‘dinyanyikan’ hampir setiap hari, bahkan adanya do’a dari sau dara saya yang mendukung ‘aksi seruan’ Orang Tua ku tersebut untuk tidak ditetapkan sebagai salah satu calon mahasiswa yang diterima alias gugur. Hal tersebut bukan tanpa alasan yang serta-merta, akan tetapi alasan kuat yang juga saya pahami kenapa mereka seperti itu, karena keadaanlah yang memaksa yakni faktor utama yang menggandrungi fikiran mereka adalah ekonomi.

Khawatir di tengah perjalanan ‘perkuliahan’ saya terhenti sehingga menjadi kandas dan sia-sia karena tidak ada yang membiayai perkuliahan saya dan dengan asumsi bahwa dengan bekerja nanti saya toh masih bisa kuliah meskipun tidak di tempat yang sama, yang penting kuliah. Perlahan dan lemah lembut saya jelaskan sebelum hasil pengumuman ditetapkan, bahwa kita (saya dan orang tua) belum tahu apakah saya akan diterima atau tidak, kita lihat saja hasilnya nanti, akan tetapi beliau butuh kepastian saya untuk menunda perkuliahan meskipun pada hasil pengumuman nama saya tercantum pada hasil kelulusan dan di sini saya tidak memberikan jawaban secara pasti saya akan mengurungkan niat untuk kuliah atau tidak. Karena jika saya tidak mengiyakan perkataan beliau maka sudah dapat dipastikan intervensi akan semakin digencarkan, lagi pula saya juga belum tau hasilnya sehingga bisa berakibat pada kekecewaan pada diri saya sendiri jika saya tidak diterima dan jika saya mengiyakan perkataan beliau, itu berarti saya berbohong kepada mereka karena saya akan mengambil kesempatan kuliah jika nama saya ditetapkan sebagai calon mahasiswa yang diterima.
Setelah saya lulus dari bangku SMK, tidak berapa lama kemudian saya bekerja di perusahaan penerbitan buku islami Zikrul Hakim di Rawamangun yang direkomendasikan oleh saudara saya yang kenal dengan Pemiliknya yaitu Bapak Raymond dan Ibu Amalia. Enjoy, adalah yang saya rasakan selama menjalani pekerjaan disana, dan tidak lama pula yaitu sekitar kurang dari satu bulan saya hengkang dari sana karena hasil pengumuman penerimaan mahasiswa baru di PTN yang sekarang saya lakoni menetapkan saya sebagai salah satu calon mahasiswa yang diterima.



Masa Pengumuman Hasil Seleksi


Rasa khawatir akan hasil pengumuman penerimaan mahasiswa baru, Orang Tua berharap saya gugur sedang saya berharap sukses. Setelah saya pulang bekerja saya mampir ke warnet di Gramedia Blok M dan langsung membuka situs yang direkomendasikan oleh pihak kampus. Alhasil, setelah saya men-search nama saya, disana terdapat nama saya kemudian saya amati baik-baik untuk memastikan nama dan nomor ujian dan kurang puas saya mencetak hasil tersebut. Ternyata saya benar diterima sabagai mahasiswa di kampus ini.
Akan tetapi, selain perasaan senang terdapat pula rasa cemas akan tanggapan Orang Tua di rumah ketika saya berikan secarik kertas yang saya cetak tadi, yang tentunya akan berupaya menghentikan sementara niat saya untuk kuliah. Tidak sampai disitu, saya juga dihantui dengan fikiran bingung, dan di kendaraan menuju perjalanan berfikir bagaimana saya bisa mendapatkan uang awal perkuliahan yang tidak mungkin saya mintakan kepada Orang Tua yang memang tidak ada, sedangkan saya juga belum bisa menghasilkan apa-apa di tempat saya bekerja yaitu selama kurang lebih dua minggu.
Hanya do’a yang bisa ku panjatkan kepada Allah SWT demi mendapatkan uang tersebut, dan memohon untuk diberikan kesabaran menghadapi Orang Tua saya serta memohon untuk melunakan hatinya sehingga mendukung saya untuk kuliah. Karena saya yakin bahwa hanya Dia-lah yang mampu mengatasi kesulitan yang tidak saya sanggupi, kepasrahan dengan menyerahkan segala urusan ini kepada-Nya. Sesampainya saya di rumah intervensi Orang Tua kembali menghujani diri saya tanpa peduli saya masih lelah bekerja seharian, lagi-lagi saya harus mampu menenangkan keadaan bahwa saya akan berusaha sendiri mendapatkan uang tersebut. Keesokan harinya saya baru berusaha untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, dengan menelpon yang saya kenal, menanyakan apakah bisa ditunda pembayarannya atau dicicil dan apakah bisa mendapatkan keringanan, alhasil, itu semua tidak bisa dan harus membayar pada waktu yang telah ditetapkan dan jika saya tidak bisa memenuhi ketetapan tersebut konsekwensinya adalah saya dinyatakan mengundurkan diri.
Waduh……bagaimana ini (dalam hati). Selanjutnya adalah saya berusaha menelpon dan mendatangi orang yang saya kenal untuk dapat membantu saya meminjamkan uangnya kepada saya, dan pada akhirnya saya berhasil mengumpulkan uang tersebut. Alhamdulillah saya juga mendapat bantuan dari orang yang saya kenal secara cuma-Cuma, dan sisanya hasil pinjaman itupun saya juga diberikan keringan untuk mencicil pelunasannya, subhanallah. Setelah lengkap lalu saya bayarkan ke pihak kampus dan mengikuti proses selanjutnya yang ditetapkan oleh pihak kampus. Dan saya resmi menjadi salah satu mahasiswa di kampus yang sampai sekarang saya geluti.

to be continue...
masih banyak cerita yang belum saya tuliskan disini (biasa deh bawaan males ... lagi kumat).
next story...
  • Memasuki Awal Perkuliahan
  • Kreatif Donk
  • Hari Gini Jalan Kaki ke Kampus
  • dll.

Baca Lengkap......

Jumat, 02 Januari 2009

Biarkan: Kita Hanya Baru Dapat Bermimpi

Biarkan:

Kita Hanya Baru Dapat Bermimpi

Oleh: Syahroni Romadhoni




Menjadi Presiden …

Menjadi Pilot …

Menjadi Dokter …

Menjadi Pemain Bola yang handal …

(dan banyak lagi)


Masih ingatkah kita akan kata-kata tersebut yang kita lontarkan dalam menjawab pertanyaan dari orang tua, guru, atau saudara kita sewaktu kecil yang kira-kira seperti ini “Apa cita-cita mu kalau sudah besar nanti?”

Akan tetapi cita-cita kita dahulu dengan saat ini mungkin sudah berubah seiring berjalannya waktu, dan yang terpenting adalah dalam pertanyaan itu ada maksud untuk memotivasi –kita– agar bisa berupaya mencapainya dengan cara mengetahui dan mengikuti langkah-langkah bagaimana sosok seseorang dapat menjadi presiden, pilot, dokter, dan sebagainya, ya tentunya dengan banyak belajar (membaca).

Adakah perbedaan antara orang yang memiliki cita-cita (mimpi) dengan yang tidak pernah punya cita-cita sama sekali. Pastinya beda, apa coba? Orang yang memiliki cita-cita akan selalu berusaha mencari tau apa manfaatnya jika dia kelak memperoleh harapannya kelak, jika ada ia akan mencari (informasi) dan mengikuti perkembangan yang terjadi atas harapannya itu melaui berita atau membaca dari buku-buku yang relevan dengan yang diinginkan, kemudian akan mengikuti langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh sosok favoritnya. Sebaliknya jika seseorang tidak memiliki mimpi, ini tentu harapannya tidak jelas tanpa tujuan dan mengambang, mengikuti arus seperti air mengalir (kalau air ke jurang ya masuk saja ke jurang), dan yang penting baginya asalkan bisa makan atau sekedar bertahan hidup, dia tidak tau kemana akan melangkah.


Jadi, pentingkah bermimpi !!!

Kalau saya yang menjawab bisa relatif. Bisa bermanfaat, dan bisa juga tidak bermanfaat sama sekali alias rugi.


Bermanfaat …

Mimpi bisa bermanfaat jika ada ikhtiar (usaha) untuk meraihnya dari si dreamer (baca: pemimpi) tersebut, selain itu mimpi jangan terlalu muluk-muluk atau berlebih-lebihan alias realistis atawe sesuai dengan kemampuan diri, ada tahap-tahap untuk menggapai harapan tersebut.


Tidak Bermanfaat …

Jika kita bermimpi terus menerus tanpa ada langkah-langkah untuk mencapainya, dapat saya pastikan 99,99% (tidak akan berarti apa-apa bahkan justru merugikan diri sendiri, nah orang yang seperti ini termasuk orang yang hanya mau enaknya saja alias malezzz. Mimpi yang terlalu “tinggi,” misalnya kita ingin terbang ke luar angkasa dengan menggunakan sayap dipundak kemudian menyentuh matahari tanpa alat bantuan apapun, ini sih nekat namanya.


Jadi, sejak detik ini terutama para pemuda yang tangguh, gagah, dan berani coba kita bermimpi sejenak untuk harapan yang besar yakni memperbaiki negeri tercinta kita ini ke arah yang terbaik bukan justru menyalahkan negeri ini yang kian terpuruk. Jika satu orang berfikir untuk merubah diri sendiri dan orang lain berfikir yang sama atas hal tersebut, maka terciptalah perubahan pada masyarakat menjadi baik secara signifikan dan tentu berimbas kepada perubahan negara Indonesia. Sebagai ilustrasi, jika kita membuang selembar plastik sisa makanan yang kita makan pada sembarang tempat dan kita berfikir hanya selembar saja (sedikit), kemudian orang lain berfikir yang sama seperti fikiran kita, maka yang terjadi adalah sampah yang selembar bertambah selembar kemudian bertambah lagi dan terus bertambah yang pada akhirnya menumpuk dan berserakan lalu menjadi sarang nyamuk, kemudian menimbulkan penyakit. Apakah ini tidak merugikan bagi diri kita sendiri, ada yang menjawab “Ya nggak lah, kan saya buangnya tidak dekat rumah atau tempat saya bekerja atau belajar?” ini adalah orang yang egois dan senang terhadap penderitaan orang lain.

Bermimpilah untuk senantiasa memperbaiki bangsa ini terutama umat muslim di seluruh Indonesia (minimal) dengan akhlak yang baik serta fikirkan bagaimana cara memperbaikinya dan kemudian lakukan perubahan tersebut.




Ini adalah karya pertama yang dapat saya publikasikan ke teman-teman. Mohon kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan negeri ini.


Baca Lengkap......

Minggu, 28 Desember 2008

SiLaTuRaHiM qTa

SELAMAT TAHUN BARU

1 MUHARAM 1430 H



KEPADA SEMUA TEMAN-TEMAN QU YANG BAIK HATI ...

ALUMNI SMP AL-FAJAR JAKARTA
ALUMNI SMK AL-FAJAR JAKARTA
DAN
TEMAN-TEMAN KAMPUS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYARULLAH JAKARTA
(KHUSUSNYA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL JURUSAN AKUNTANSI)
SERTA PARA PEMBACA PADA UMUMNYA.

KRITIK DAN SARAN YANG KONSTRUKTIF AKAN SAYA TERIMA DENGAN SENANG HATI

SEMOGA INI DAPAT MENJADI WADAH SILATURAHMI QTA
JIKA TEMAN-TEMAN INGIN TULISAN ATAU FOTONYA DIPUBLIKASIKAN SILAHKAN KIRIMKAN KE ALAMAT EMAIL syahroni13@yahoo.com
terima kasih...

Baca Lengkap......

Jumat, 26 Desember 2008

UIN SYAHID Jakarta

Sukma Adiatma
Cengkareng - JakBar


Weni Andriyani
Ciputat - Tangerang


Tommy Pradana
Ciledug - Tangerang



Syahrul Fauzi
Serpong


Zainal Arifin Ahmad
Cengkareng - JakBar


Utami


Wardatun Nafilah

Baca Lengkap......